Pada hari Jumat, 30 September 2016, kami melakukan
praktikum di laboratorium rekayasa struktur.
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan uji
kelayakan dan parameter dari material beton.
Untuk itu kami melakukan pengujian sebagai berikut :
1. Pemeriksaan berat volume agregat
2. Analisis saringan agregat halus dan agregat kasar
3. Pemeriksaan kadar organik dalam agregat halus
4. Pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus
5. Pemeriksaan kadar air agregat
6. Berat
jenis dan penyerapan agregat
Sebelum memulai praktikum, kami sebagai praktikan harus
sudah mengenakan safety dan peralatan yang dipakai saat praktikum yaitu rambut
diikat bagi berambut panjang, jas laboratorium, dan sepatu tertutup
1. Pemeriksaan
Berat Volume Agregat
Tujuan
percobaan
Menghitung berat volume agregat kasar, halus, atau
campuran yang merupakan perbandingan antara berat material kering dan berat
volumenya
Alat
-
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
-
Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
- Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang
ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
-
Mistar perata
-
Sekop
- Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan
alat pemegang berkapasitas berikut
Tabel Spesifikasi
Wadah Baja yang Digunakan dalam Praktikum
Kapasitas
|
Diameter
|
Tinggi
|
Tebal Wadah Minimum
(mm)
|
Ukuran Maksimum
Agregat (mm)
|
|
Dasar
|
Sisi
|
||||
2,832
|
152,4 ± 2,5
|
152,4 ± 2,5
|
5,08
|
2,54
|
12,70
|
9,345
|
203,2 ± 2,5
|
292,1 ± 2,5
|
5,08
|
2,54
|
25,40
|
14,158
|
254,0 ± 2,5
|
279,4 ± 2,5
|
5,08
|
3,00
|
38,10
|
28,316
|
355,6 ± 2,5
|
284,4 ± 2,5
|
5,08
|
3,00
|
101,60
|
Bahan
Prosedur
Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya
sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan tabel. Keringkan dengan oven pada suhu
(110 ± 5)oC sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda
uji.
1) Berat
Isi Lepas
a. Timbang
dan catatlah berat wadah (W1)
b. Masukkan
benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan dengan menggunakan
sendok atau sekop sampai penuh.
c. Ratakan
permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
d. Timbang
dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2).
e. Hitunglah
berat benda uji (W3 = W2 – W1).
2) Berat
isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1,5”) dengan cara penusukan
a. Timbang
dan catat berat wadah (W1).
b. Isilah
wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara
merata.
c. Ratakan
permukaan dengan menggunakan mistar perata.
d. Timbang
dan catatlah berat benda wadah beserta benda uji (W2)
e. Hitunglah
berat benda uji (W3 = W2 - W1).
Hasil Percobaan
Tabel Hasil
Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Observasi I (kasar)
|
|||||||
Padat
|
Gembur
|
||||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
||
A. Volume wadah
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
|
C. Berat wadah+benda uji
|
6,690 kg
|
6,759 kg
|
6,587 kg
|
6,269 kg
|
6,262 kg
|
6,274 kg
|
|
D. Berat benda uji (C-B)
|
4,014 klg
|
4,083 kg
|
3,911 kg
|
3,593 kg
|
3,586 kg
|
3,598 kg
|
|
Berat volume (D/A) :
|
1,443 kg/l
|
1,443 kg/l
|
1,406 kg/l
|
1,292 kg/l
|
1,289 kg/l
|
1,294 kg/l
|
|
Berat volume rata-rata :
|
1,4396 kg/l
|
1,289 kg/l
|
|||||
Observasi II (halus)
|
|||||||
Padat
|
Gembur
|
||||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
||
A. Volume wadah
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
2,781 lt
|
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
|
C. Berat wadah+benda uji
|
7,025 kg
|
7,068 kg
|
7,029 kg
|
6,679 kg
|
6,724 kg
|
6,803 kg
|
|
D. Berat benda uji (C-B)
|
4,349 kg
|
4,392 kg
|
4,353 kg
|
4,003 kg
|
4,048 kg
|
4,127 kg
|
|
Berat volume (D/A) :
|
1,5638 kg/l
|
1,52 kg/l
|
1,5652 kg/l
|
1,4394 kg/l
|
1,46 kg/l
|
1,4839 kg/l
|
|
Berat volume rata-rata :
|
1,569 kg/l
|
1,4611 kg/l
|
|||||
Analisis
Dari
data hasil percobaan 3 kelompok tersebut, didapatkan berat volume agregat kasar
pada kondisi gembur adalah 1,289 Kg/L. Sedangkan, berat volume agregat kasar
pada kondisi padat adalah 1,4396 Kg/L. Untuk agregat halus, dari hasil
percobaan didapatkan berat volume agregat halus pada kondisi gembur adalah 1,4611
Kg/L. Sedangkan, berat volume agregat halus pada kondisi padat adalah 1,569
Kg/L. Hasil percobaan ini didapat dari percobaan 3 kelompok.
Dari
data hasil percobaan tersebut didapatkan bahwa berat volume padat lebih berat
daripada berat volume gembur. Hal ini berlaku baik pada agregat kasar maupun
agregat halus. Ini membuktikan bahwa pelakuan berbeda yaitu dipadatkan dan
tidak dipadatkan mempengaruhi berat volume agregat karena saat tidak
dipadatkan, agregat mengandung lebih banyak rongga yang berisi udara
dibandingkan yang tidak dipadatkan.
2. Analisis
Saringan Agregat Kasar dan Agregat Halus
Tujuan
Percobaan
Untuk menentukan distribusi
ukuran partikel dari agregat halus dan agregat kasar melalui uji saringan yang
akan digunakan untuk pembuatan beton
Alat
-
Timbangan dan neraca ketelitian 0,2%
dari berat benda uji.
-
Seperangkat saringan dengan
ukuran:
Spesifikasi Saringan Agregat
Halus
Nomor Saringan
|
Ukuran Lubang
|
Keterangan
|
|
Mm
|
Inci
|
||
-
|
9,5
|
3/8
|
Perangkat saringan untuk agregat halus
Berat minimum contoh:
500 gr
|
No. 4
|
4,75
|
-
|
|
No. 6
|
2,36
|
-
|
|
No. 16
|
1,18
|
-
|
|
No. 30
|
0,60
|
-
|
|
No. 50
|
0,003
|
-
|
|
No. 100
|
0,150
|
-
|
|
No. 200
|
0,075
|
-
|
Spesifikasi Saringan Agregat Kasar
Nomor Saringan
|
Ukuran Lubang
|
Keterangan
|
|
Mm
|
Inci
|
||
-
|
25,4
|
1
|
Perangkat saringan untuk agregat kasar
Berat minimum contoh:
2000 gr
|
-
|
19
|
3/4
|
|
-
|
9,5
|
3/8
|
|
No. 4
|
4,75
|
-
|
|
No. 8
|
2,36
|
-
|
|
No. 30
|
0,6
|
-
|
-
Alat pemisah contoh (sample
spliter)
-
Talam-talam
-
Sekop
-
Timbangan
Bahan
Agregat kasar dan agregat halus yang sudah dikeringkan
menggunakan oven
Prosedur Pemeriksaan
b. Tuangkan
bahan ke dalam set saringan agregat halus kemudian goyangkan hingga agregat
terpisah berdasarkan ukurannya
Menuangkan bahan ke saringan
Saringan digoyangkan
d. Untuk
agregat kasar, ambil agregat sebanyak 3000 gram dan lakukan hal yang sama
menggunakan set saringan agregat kasar.
Hasil
percobaan
Tabel Hasil Analisis Saringan Agregat Halus
Ukuran Saringan
(mm)
|
Berat Tertahan
(gram)
|
Persentase Tertahan
(%)
|
Persentase Tertahan
Kumulatif
(%)
|
Persentase Lolos
Kumulatif
(%)
|
SPEC ASTM C33-90
|
|
9.5
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
|
4.75
|
2
|
0,4
|
0,4
|
99,6
|
95-100
|
|
2.36
|
70
|
14,06
|
14,46
|
85,54
|
80-100
|
|
1.18
|
144
|
28,92
|
43,38
|
56,62
|
50-85
|
|
0.6
|
138
|
27,71
|
71,09
|
18,91
|
25-60
|
|
0.3
|
75
|
15,06
|
86,15
|
13,85
|
10-30
|
|
0.15
|
56
|
11,24
|
97,39
|
2,61
|
2-10
|
|
0.075
|
10
|
2,01
|
99,4
|
0,6
|
||
PAN
|
3
|
0,6
|
100
|
0
|
||
Modulus Kehalusan: 4,1225
|
Tabel Analisis
Saringan Agregat Kasar
Ukuran Saringan
(mm)
|
Berat Tertahan (gr)
|
Persentase Tertahan
(%)
|
Persentase Tertahan
Kumulatif
(%)
|
Persentase Lolos
Kumulatif
(%)
|
SPEC ASTM C33-90
|
|
25
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
|
19
|
251
|
7,46
|
7,46
|
92,54
|
90-100
|
|
9.5
|
2382
|
70,77
|
78,23
|
21,77
|
20-55
|
|
4.75
|
663
|
19,69
|
97,92
|
2,08
|
0-10
|
|
2.38
|
70
|
2,08
|
100
|
0
|
0-5
|
|
Modulus Kehalusan : 2,84
|
Analisis
Data
Agregat halus yang baik memiliki
modulus kehalusan di antara 1,5-3,8 sedangkan dari hasil percobaan, agregat
halus memiliki modulus kehalusan sebesar 4,1225. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa bahan ini kurang layak untuk digunakan sebagai bahan material
beton. Hasil percobaan menghasilkan data modulus kehalusan untuk bahan agregat
kasar adalah 2,84 sedangkan agregat kasar yang baik memiliki modulus kehalusan
di antara 6,5-7,5. Kesimpulannya, bahan bahan yang dipakai saat praktikum ini
kurang baik untuk digunakan dalam pembuatan beton
3.
Pemeriksaan kadar organik dalam agregat halus
Tujuan Percobaan
Mengetahui kadar organik yang
terkandung dalam agregat halus
Alat dan Bahan
- Botol gelas tidak berwarna dengan volume sekitar 350
mL yang mempunyai tutup dari karet gabus atau lainnya yang tidak larut dalam
NaOH
- Contoh pasir dengan volume 115 mL (1/3 volume botol)
Prosedur Percobaan
a. - Masukkan
115 mL pasir ke dalam botol tembus pandang (kurang lebih 1/3 isi botol)
b. - Larutan
NaOH 3% ditambahkan. Setelah dikocok, isinya harus mencapai kira-kira ¾ volume
botol
c. - Botol
tersebut ditutup dan dikocok hingga lumpur yang menempel pada agregat nampak
terpisah dan dibiarkan selama 24 jam agar lumpu tersebut mengendap
d. - Setelah
24 jam, warna cairan yang terlihat dibandingkan dengan standar warna no.3 pada organic plate (apakah
lebih tua atau lebih muda)
hasil pemeriksaan
kadar zat organik
Hasil Pengamatan
Setelah dibiarkan selama 24 jam,
air diatas bahan di dalam tabung berubah warna menjadi jingga. Jika dibandingkan
dengan standar warna pada organic plate, warnanya mirip dengan standar warna no. 3
Analisis
Data
Berdasarkan hasil pengamatan,
diperoleh larutan yang berwarna jingga. Warna yang mirip dengan no.3 pada
standar warna menyatakan bahwa bahan ini layak digunakan untuk mix concrete
design karena batas wajar yang diperbolehkan adalah warna No. 3 pada organic
plate.
4.
Pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus
Tujuan Percobaan
Menentukan persentase kadar lumpur
dalam agregat halus yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton
Alat dan Bahan
-
Gelas pngukur
-
Alat pengaduk
-
Pasir secukupnyadalam kondisi
lapangan
-
Air
Prosedur
a. Contoh
benda uji dimasukkan kedalam gelas ukur
b. Tambahkan
air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur
c. Gelas
ukur dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur
d. Simpan
gelas pada tempat yang datar dan dibiarkan lumpur mengendap setelah 24 jam
e. Ukur
tinggi lumpur (V2) dan tinggi pasir (V1)
Volume lumpur : 10 ml
Volume pasir : 164 ml
Kadar lumpur : 10 / (164+10) = 5,747 %
Analisis
Analisis
Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa kadar lumpur dari agregat halus tersebut sebesar
5,747%. Sedangkan, persentase kadar lumpur maksimum yang diterima adalah 5%.
Maka, bahan agregat halus ini kurang baik untuk digunakan dalam mix design.
5.
Pemeriksaan kadar air agregat
Tujuan
Menentukan
besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat dengan cara pengeringan.
Alat dan Bahan
-
Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh
-
Oven
-
Talam logam tahan karat dengan kapasitas besar bagi
tempat pengeringan benda uji
-
Contoh agregat kasar dan agregat halus masing-masing 500
gram
Prosedur
a. Timbang
dan catat berat talam (W1)
b. Masukkan
benda uji kedalam talam, kemudian timbang ulang (W2)
c. Hitung
berat benda uji W3=W2-W1
e. Timbang
lagi dan catat beratnya W4
f.
Hitung berat benda uji yang sudah kering
W5=W4-W1
Analisis
dan Hasil
Tabel Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Observasi
I (Kelompok A)
|
Agregat Halus
|
Agregat Kasar
|
A.
Berat wadah
|
149
gram
|
149 gram
|
B.
Berat wadah + benda uji
|
1643
gram
|
2267 gram
|
C.
Berat benda uji (B-A)
|
1494
gram
|
2118 gram
|
D.
Berat benda uji kering
|
1334
gram
|
1972 gram
|
Kadar
air = (C-D)/DX100%
|
11,994
% [KA1]
|
7,403 % [KA1]
|
Observasi
I (Kelompok C)
|
||
A.
Berat wadah
|
148
gram
|
161 gram
|
B.
Berat wadah + benda uji
|
1280
gram
|
1280 gram
|
C.
Berat benda uji (B-A)
|
1132
gram
|
1081 gram
|
D.
Berat benda uji kering
|
1020
gram
|
1019 gram
|
Kadar
air = (C-D)/DX100%
|
10,980
% [KA2]
|
5,735 % [KA2]
|
Kadar
air rata – rata (KA1+KA2)/2
|
11,487
%
|
6,569 %
|
Analisis
Kadar air pada agregat kasar sebesar
6,569% dan pada agregat halus 11,487%. Hal ini dikarenakan agregat halus
sebelumnya ditempatkan di tempat yang lembab sedangkan agregat kasar
ditempatkan di tempat yang kering
6.
Berat jenis dan penyerapan agregat
AGREGAT
HALUS
Tujuan
Untuk menentukan
specific gravity dan penyerapan agregat halus. Specific gravity ini diperlukan
untuk menentukan nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, atau
apparent specific gravity.
Alat dan Bahan
- Timbangan
dengan ketelitian 0,5 gram dengan kapasitas minimum sebesar 1000 gram
- Piknometer dengan kapasitas 500 gram
- Cetakan kerucut pasir
- Tongkat pemadat dari logam untuk
cetakan kerucut pasir
- Berat contoh agregat halus 500 gram.
Prosedur
a. Agregat
halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan
indikasi contoh tercurah dengan baik.
b. Sebagian
dari contoh dimasukkan ke dalam cetakan kerucut pasir (metal sand cone mold).
Benda uji lalu dipadatkan dengan tongkat pemadat (tamper) dengan jumlah
tumbukan sebanyak 25 kali setiap satu dari tiga bagian yang terisi. Kondisi SSD
diperoleh ketika butir-butir pasir longsor/runtuh ketika cetakan tersebut
diangkat.
c. Contoh
agregat halus sebesar 500 gram dimasukkan ke dalam piknometer. Kemudian
piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh. Bebaskan gelembung-gelembung
udara dengan cara menggoyang- goyangkan piknometer. Rendamlah piknometer dengan
suhu air 73,43o F selama 24 jam. Timbang berat piknometer yang
berisi contoh dengan air.
d. Pisahkan
benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu 213,13o F. Langkah ini harus
diselesaikan dalam waktu 24 jam.
e. Timbanglah
berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur 73,43o F
dengan ketelitian 0,1 gram.
Perhitungan
Apparent
Specific-Gravity
= E / (E + D - C)
Bulk
Specific-Gravity Kondisi
Kering
= E / (B + D - C)
Bulk
Specific-Gravity Kondisi
SSD
= B / (B + D - C)
Persentase Absorpsi
= ( B – E ) / E x 100%
Keterangan:
A =
Berat piknometer
B =
Berat contoh kondisi SSD
C =
Berat piknometer + contoh + air
D = Berat piknometer + air
E = Berat contoh kering
Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan
Penyerapan Agregat Halus
Observasi
I (Kelompok A)
|
|
A. Berat Piknometer
|
171 gram
|
B. Berat contoh kondisi SSD
|
500 gram
|
C. Berat piknometer + air + contoh SSD
|
955 gram
|
D. Berat piknometer + air
|
669 gram
|
E. Berat Contoh Kering
|
454 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,70 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,12 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,336 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
10,132 %
|
Observasi
II (Kelompok B)
|
|
A. Berat Piknometer
|
171 gram
|
B. Berat contoh kondisi SSD
|
500 gram
|
C. Berat piknometer + air + contoh SSD
|
954 gram
|
D. Berat piknometer + air
|
669 gram
|
E. Berat Contoh Kering
|
456 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,67 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,12 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,33 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
9,65 %
|
Observasi
II (Kelompok C)
|
|
A. Berat Piknometer
|
171 gram
|
B. Berat contoh kondisi SSD
|
500 gram
|
C. Berat piknometer + air + contoh SSD
|
957 gram
|
D. Berat piknometer + air
|
668 gram
|
E. Berat Contoh Kering
|
425 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
3,125 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,014 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,3697 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
17,65 %
|
Rata
– Rata
|
|
Apparent Specific Gravity
|
2,83 %
|
Bulk Specific Gravity (kering)
|
2,0846 %
|
Bulk Specific Gravity (SSD)
|
2,3431 %
|
Persentase Absorpsi Air
|
12,4767 %
|
Analisis Data
Dari
hasil percobaan untuk agregat halus, didapatkan nilai Apparent specific gravity
sebesar 2,83%, Bulk
Specific Gravity (kering) 2,0846%, Bulk Specific Gravity (SSD) 2,3431 %, Persentase
Absorpsi Air 12,4767 %. Data-data tersebut digunakan untuk koreksi saat
penentuan koreksi dalam mix design
AGREGAT KASAR
Tujuan Percobaan
Untuk menentukan
specific gravity dan penyerapan agregat halus. Specific gravity ini diperlukan
untuk menentukan nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, atau
apparent specific gravity.
- Timbangan dengan ketelitian 0,5
gram dan kapasitas minimum 5 Kg
- Keranjang besi
dengan diameter 203,2 mm (8”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”)
- Alat penggantung
keranjang
- Handuk atau kain
pel
- Agregat kasar sebanyak
3 kg dalam keadaan SSD
Prosedur Percobaan
a.
Benda uji direndam selama 24 jam
b.
Benda uji digulung dengan handuk,
sehingga air permukaan habis, tetapi harus masih tampak lembab (kondisi SSD) ,
kemudian timbang benda uji (A).
c.
Benda uji dimasukkan kedalam
keranjang dan rendam kembali kedalam air. Temperatur air (73,4±3) 0F
dan kemudian timbang kembali (B). Sebelum menimbang, container diisi dengan
benda uji, lalu digoyang – goyangkan didalam air untuk melepaskan udara yang
terperangkap.
d.
Keringkan benda uji pada temperatur (212 ± 130) 0F,
kemudian didinginkan dan ditimbang(C).
Hasil
Pengamatan
Apparent Specific grafity
Bulk Specific grafity kondisi
kering
Bulk Specific grafity kondisi SSD
Persentase absorbsi
Keterangan:
A = berat (gram) contoh SSD
B =
berat (gram) contoh dalam air
C = berat (gram) kering di udara
Tabel Hasil
Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Observasi
I (Kelompok A)
|
|
A. Berat SSD
|
3000 gram
|
B. Berat contoh dalam air
|
1949,5 gram
|
C. Berat contoh kering di udara
|
2890 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
3,072 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,751 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,855 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
3,81 %
|
Observasi
II (Kelompok B)
|
|
A. Berat SSD
|
2710 gram
|
B. Berat contoh dalam air
|
1691,5 gram
|
C. Berat contoh kering di
udara
|
2652 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,76 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,6 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,66 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
2,19 %
|
Observasi
II (Kelompok C)
|
|
A. Berat SSD
|
2784 gram
|
B. Berat contoh dalam air
|
1713,5 gram
|
C. Berat contoh kering di
udara
|
2677 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,778 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,501 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,601 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
3,997 %
|
Rata
– Rata
|
|
Apparent Specific Gravity
|
2,87 %
|
Bulk Specific Gravity (kering)
|
2,617 %
|
Bulk Specific Gravity (SSD)
|
2,706 %
|
Persentase Absorpsi Air
|
3,33 %
|
Analisis Data
Dari hasil percobaan didapatkan nilai
apparent specific gravity, bulk
specific gravity kering, bulk specific gravity pada saat SSD, dan presentase
absorpsi air dari agregat kasar yaitu 2,87%, 2,617%, 2,706%, 3,33%. Data
hasil percobaan tersebut akan digunakan untuk menghitung koreksi berat agregat kasar dan air pada
mix design.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar